Jumat, 23 Mei 2014

Sejarah Desa Sidowungu

SEJARAH DESA SIDOWUNGU
Kades memberikan sambutan pada Pemilu LKM Sidowungu Sejahtera tahun 2012
Rumor bahwa Tlogo Karang Ploso dan Tlogo Mboro ada kaitannya dikisahkan dalam sejarah munculnya Desa Sidowungu. Konon cerita, munculnya desa Sidowungu bermula dari 4 orang pasukan Majapahit yang pada kala itu melakukan pengembaraan (menjelajah). Dalam pengembaraannya para pasukan Majapahit tersebut berhenti di Tlogo (bahasa jawa yang berarti Telaga), 2 orang pasukan berhenti di Tlogo Karang Ploso dan 2 orang tetap melanjutkan pengembaraannya sampai ke Tlogo Mboro hingga meninggal dunia sehingga di dua Telaga tersebut terbentuklah komunitas atau perkampungan.
Di kisahkan pula di komunitas atau kampung Mboro terjadi kejadian pagebluk (wabah penyakit), pada saat itu penduduknya banyak terserang wabah penyakit yang tidak bisa disembukan oleh orang-orang biasa atau normal. Pada suatu ketika ada seseorang yang bisa menghilangkan wabah penyakit itu dengan cara menyuruh penduduk yang asalnya berada disebelah barat kampung untuk pindah bergeser ke sebalah timur kampung mereka.
Akhirnya momok pagebluk itu hilang dengan sendirinya dan warga pun bisa kembali bangkit (tangi) untuk beraktifitas seperti biasanya tanpa harus di bayang-bayangi rasa takut kehadiran wabah penyakit aneh. Dari saat itu masyarakat sekitar memberi nama wilayah itu menjadi nama "Sidowungu" yang artinya SIDO berarti Jadi dan WUNGU berarti Tangi. Sehingga sampai sekarang masyoritas masyarakat desa Sidowungu pekerjaanya banyak yang menjadi pedagang ayam dan jarang ada masyarakat yang tidak tidur malam. [nganti.mandiri.crew]

(Sumber: PJM Pronangkis LKM Sidowungu Sejahtera, desa Sidowungu-Menganti-Gresik)

Desa Penghasil Ayam dan Lento


ayam jago
     Desa Sidowungu sering dikenal dengan sebutan "Mboro" memiliki segudang potensi lokal. Potensi ekonomi yang bisa kita lihat langsung adalah pasar ayam di sebelah Timur Kantor/ Balai Desa, serta hampir mayoritas masyarakat menggantungkan ekonomi bekerja menjadi pedagang ayam, mulai dari pemilik usaha, buruh, hingga pengecer ayam. Pemandangan rumah potong ayam, bisa dilihat ketika kita masuk di sepanjang jalan perkampungan, di sisi kiri dan kanan jalan banyak terdapat home industri perdagangan ayam.
     Hasil lain dari adanya rumah pemotongan ayam adalah usus dan ceker. Sisa pemotongan ayam tersebut bisa dibuat kripik yang renyah dan berharga jual cukup ekonomis. Usus dan Ceker ayam biasanya sama pemilik tidak dibuang, melainkan diolah lagi menjadi produk makanan yang laku dipasaran.
produk kripik usus
     Munculnya usaha ayam di desa Sidowungu tidak terlepas dari kaitan sejarah dan budaya yang ada. Menurut penuturan Kepala Desa Sidowungu, Muhammad Sukoiri, bahwa sejak jaman dahulu nenek moyang mereka gemar memiliki dan merawat ayam terlebih ayam jantan yang biasa disebut "Jago". Saking banyaknya warga masyarakat yang memiliki "Ingon-ingon" atau dalam bahasa Indonesianya piaraan, desa Sidowungu akhirnya menjadi sentra jual beli ayam di kawasan menganti dan sekitarnya. Ayam Jago biasanya dipertandingkan sebagai hiburan masyarakat dan ayam jago yang menang menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Kebiasaan turun temurun ini akhirnya menjadi tradisi unik yang harus dipertahankan bagi warga Sidowungu dan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitarnya.
produk lento
     Selain ayam, Sidowungu juga terkenal dengan produk makanan "Lento" yang juga tidak kalah menarik dan juga memiliki nilai ekonomis. Produk makanan yang berbahan dasar dari tanaman kedelai ini biasanya digunakan sebagai tambahan masakan dan lain sebagainya. Pasar dari Lento sendiri sudah merambah keluar desa bahkan luar kota, karena Lento disajikan sebagai menu pokok Lontong Balap masakan khas Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya. [nganti.mandiri.crew]

0 komentar:

Posting Komentar

Karya Nyata "Si Miskin" yang Tak Terjamah

Karya Nyata "Si Miskin" yang Tak Terjamah
Sentuhan nyata pemerintah dan pelaku usaha yang sudah mapan, baik dengan cara terus membuka pasar maupun bantuan pengembangan usaha kecil, diyakini akan mampu menghidupkan kembali sektor usaha riil “arus bawah”, yakni ekonomi kerakyatan, yang merupakan bagian pondasi ekonomi bangsa ini.

REPUBLIK TERONG; Cita-cita “Wong Ndeso” Menggapai Kesejahteraan Kolektif

REPUBLIK TERONG; Cita-cita “Wong Ndeso” Menggapai Kesejahteraan Kolektif
" Dengan kerja keras yang konsisten dan komitmen tinggi untuk terus melakukan pengembangan dan perluasan pasar, potensi produk olahan berbahan utama buah terong produk KSM Sidojangkung Bestari akan terus dikenal luas di pasaran, karena kealamian produknya serta kualitas produknya yang memang diolah dari tangan-tangan terampil warga miskin desa Sidojangkung "